Baldatun Toyibatun Warobun Ghofur


Yang sering mengikuti kajian diMuhammadiyah pasti sering sekali mendengar kata-kata “Amar ma’ruf nahi munkar” Islam juga mewajibkan hal tersbut seperti dalam surat Luqman 17, Ali Imran ayat 104, QS. ar-Rum: 41, Al-Maa’idah: 105 dan masih banyak ayat yang berhubungan dengan “Amar ma’ruf nahi munkar” juga dibanyak hadis contohnya diriwayatkan oleh HR. Muslim “Dari Abu Said al-Khudri r.a. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa diantara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu maka dengan hatinya. Yang demikian itu selemah-lemahnya iman”. sesungguhnya Amar ma’ruf itu harus dilakukan dengan cara yang ma’ruf pula bukan menggunakan cara yang tidak ma’ruf, jika tidak menggunakan cara yang tidak ma’ruf maka mustahil akan nahi munkar bisa juga disebut kompromi dalam hal nahi munkar.

Memperjuangkan Islam itu harus dengan cara yang ma’ruf sehingga kemungkaran dapat dicegah, contoh gak usah jauh-jauh diindonesia saja partai yang mengaku Islam jika memperjuangkan Islam tidak dengan cara yang ma’ruf  bisa disebut dengan jalan demokrasi (sementara asas demokrasi adalah sekuler : “memisahkan agama dari kehidupan dunia” ß saya ingat dalam muktamar Muhammadiyah dimalang dulu keputusannya jelas haram) dan faktanya sekarang jauhhh dari nahi mungkar, lihat saja penerima suap masalah migas jika kita baca dimedia nasional semua partai termasuk partai yang mengaku Islam juga tersangkut kasus penerima suap (disinilah sedikit contoh letak komprominya). Itu artinya jika negeri ini mengharapkan “Baldatun Toyibatun Warobun Ghofur” tidak akan terwujut alias mimpi juka masih menggunakan cara yang tidak ma’ruf seperti diatas.

Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW itu memperjuangkan negara Islam pertama dimadinah dahulu, memakai tatikah yang ma’ruf yaitu mendakwahkan Islam tanpa kekerasan, buktinya Nabi SAW mendakwahkan Islam dimekah dan madinah, Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah menggunakan tarikah yang dilakukan oleh bangsa qurois atau juga bergabung dengan sistem yang dianut bangsa qurois atau suku2 yahudi, meskipun dengan jihad tapi secara defensif (bertahan), baru setelah Nabi Muhammad SAW mengutus dua sahabatnya mendakwahkan Islam dimadinah kepada suku Aus dan khajrat, dari situlah agama Islam mendapatkan pertolongan dari Allah SWT melalui suku Aus dan khajrat kemudian beliau hijrah dan ada baiat pertama disana sehingga terwujudlah negara Islam pertama dimadinah (prosesnya panjang) dengan jalan dakwah Amar ma’ruf dan juga nahi munkar dengan jihad ofensif maka wilayah negara Islam semakin luas, sehingga “Baldatun Toyibatun Warobun Ghofur” akan terwujud sampai dengan 13 abad lamanya yaitu dengan menerapkan syariah secara total. Inilah yang harus dicontoh oleh setiap umat islam dalam memperjuangkan agama, bukan malah mengkompromikan Islam dengan demokrasi produk sekuler.

Sangat disayangkan berakhir pada tahun 1924 dengan berbagai penghianatan, diperparah lagi dengan pecahnya perang dunia I dan II. Dan seharusnya kita semua sebagai seorang muslim khususnya di Muhammadiyah punya kewajiban memperjuangkan Islam agar tegak kembali bukan semata-mata cuman memperjuangkan amal usaha muhammadiyah atau mencari penghidupan diMuhammadiyah tapi juga punya tujuan utama untuk mewujudkan “Baldatun Toyibatun Warobun Ghofur”.

Wallahu A’lam Bishawab

Peristiwa Mata Air Raji’ dan Peristiwa Myanmar


Saya teringat Do’a Khubaib bin Adi (sahabat Nabi) sebelum dia dibunuh oleh bani hudzail, akan saya ulangi untuk kesekian kalinya tertuju pada para jagal dimyanmar “Ya Allah, hitunglah mereka dan bunuhlah mereka dengan sekali lumat, dan janganlah Engkau biyarkan hidup seoraangpun dari mereka”

http://saverohingya.blogspot.com/